Di lapangan ABC Senayan, Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bertemu dengan tim PSSI. Dia berusaha mengenal lebih dekat lagi dengan Firman Ultima sang kapten kesebelasan beserta teman-temannya. "Saya sebenarnya sudah kenal para pemain. Namun, diperkenalkan lagi satu per satu, nama klub, dan asal daerah," kata SBY. Satu per satu pemain pun memperkenalkan diri.
Berikutnya giliran pemain naturalisasi yang menjadi penentu kemenangan PSSI melawan keselebelasan Filipinan pada laga semifinal Piala AFF.
Dia pencetak gol semata wayang dalam pertandingan yang berlangsung pada Rabu 16 Desember 2010,
"Aku Cristian Gonzales dari Persib Bandung," Cristian Gonzales memperkenalkan diri. Lalu, SBY menanyakan asal Gonzales. Dengan cepat, ia menjawab, "Asalku dari Indonesia, Pak"
Jawaban inilah yang membuat SBY tergelak. Maklum yang dimaksud SBY adalah Gonzales ini berasal dari negara mana. Agaknya Gonzales memang sudah cinta mati dengan Indonesia, sehingga jawaban spontannya ya seperti itu.
Maklum, bagi Gonzales bukanlah perkara gampang untuk menjadi pemain naturalisasi.
***
Gonzales memiliki nama lengkap Christian Gerard Alfaro Gonzales dilahirkan di Montevideo, Uruguay, pada 30 Agustus 1976 dari ayah angkatan militer, Eduardo Alfaro; dan ibu seorang suster di rumah sakit Montevideo, Meriam Gonzales.
Kedua orangtuanya penganut Katolik yang taat. Gonzales merupakan anak ketiga dari enam bersaudara yang juga tata beragama. Sedikitnya dua hingga tiga kali seminggu dia ke Gereja.
Perkenalannya dengan dunia sepak bola, dimulai ketika dia berusia enam tahun. Pada 1994 saat usianya 18, pria yang suka warna hitam itu bertemu wanita muslim asal Indonesia kelahiran Pekanbaru, Eva Nurida Siregar di Cile, Amerika latin.
Saat itu, Eva menekuni salsa di sekolah Vinadelmar. Gonzales menikah dan hidup bersama dengan Eva Nurida Siregar di Uruguay pada 1995. Karier sepak bola pria yang memiliki tinggi badan 177 sentimeter itu terus berkembang, mulai dari Klub Penarol Uruguay (1988-1991), South Amerika (1994-1995), Huracan de Carientes Argentina (1997) dan Deportivo Maldonado (2000-2002).
Di lapangan hijau dia dijuluki El Loco (si Gila). Julukan yang diambil dari penjaga gawang legendaris Kolumbia, Rene Higuita, yang memang penuh denga aksi "gila" di lapangan hijau saat bertanding.
Pada 2002, dia menerima tawaran dari agen sepak bola untuk bermain di Indonesia. Ia pun tertarik. Akhirnya main bersama PSM pada 2003. Tentu dia memboyong istrinya ke sini. Kebiasaan istrinya yang selalu berdoa saat suamiya berangkat untuk bertanding, membuat El Loco beralih keyakinan. Dari seorang khatolik menjadi muslim pada Oktober 2003. Namanya pun menjadi Mustafa Habibi Christian Gonzales.
Dia menjadi seorang Islam yang taat. Hampir setiap tengah malam Mustafa Habibi Gonzales membangunkan istrinya untuk shalat tahajud atau sekadar berdoa. Setiap kali pertandingan akan digelar keesokan harinya, Eva sang istri selalu mengadakan pengajian yang dihadiri oleh ibu-ibu sekitar rumahnya dan diakhiri dengan pembacaan doa.
Gonzales tak suka berpesta pora. Dia akan marah jika ada orang yang mengajaknya ke klub atau tempat hiburan malam. Harta yang ia raih dari perjuangannya di persepakbolaan lebih banyak diberikan kepada anak yatim, fakir miskin dan ibu-ibu pengajian sebagai zakat dan shadaqah.
Prestasinya bermain bola di tanah air naik turun. Dia dikenal temperamental. Misalnya diawal kedatangannya kemari dia langsung menjadi top skor, bahkan empat tahun berturut-turut. Kemudian dia juga pernah ribut dengan Erwinsyah Hasibuan, pemain belakang dari PSMS Medan, pada 2008.
Bahkan Komisi Disiplin PSSI memberi sanksi dilarang bermain selama setahun akibat memukul bek PSMS itu. Saat itu kondisi ekonomi keluarganya juga terpuruk.
Selama terpuruk itulah dia selalu bertukar fikiran dengan ustadnya, salah satunya adalah Ustad Mustafa yang namanya diambil untuk nama depan Gonzales. Seorang ustazah yang disapanya Bunda juga kerab memberinya nasehat. Gonzales diminta lebih banyak berdzikir. Bunda membekali Gonzales dengan berbagai macam kalimat dzikir agar selalu ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
***
Pada 2009, Gonzales sukses di musim kompetisi Indonesia Superliga. Bersama klub Persib Bandung dengan dia mencetak 14 gol. Pamor Gonzales bersinar lagi dan dipanggil untu k memperkuat Tim Nasional. Di Bandung dia kin bermukim di Kebomas Gresik . Menurut Bunda, Gonzales sering mengaji dan shalat di mushola An Nur di Kebomas Gresik.
Aksinya membela tim nasional telah menempatkannya sebagai salah seorang idola di republik ini. Dia adalah pemain naturalisasi pertama di Indonesia. | Nurlis Effendi